Profesi Dibidang Administrasi
ETIKA PROFESI
PROFESI DIBIDANG ADMINISTRASI
Oleh:
Fitri Pri Intania
Nurdiana Ekka
Windy Kumalasia
2B APK D-III ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI MALANG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Gambaran Umum
Seorang
sekretaris memiliki peran yang penting dalam suatu perusahaan/organisasi,
dengan perkembangan zaman dewasa ini peran sekretaris semakin penting berdasarkan
pada perkembangan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh seorang sekretaris.
Dunia kesekretariatan sebagai suatu profesi telah jauh berkembang sedemikian
rupa sehingga berkembang pula menjadi suatu profesi yang sangat penting dan
selalu diperlukan oleh setiap perusahaan.
Sekretaris
tidak dapat lagi dianggap hanya sebagai juru ketik saja, tetapi tugas
sekretaris dari hari kehari semakin berkembang. Dengan berkembangnya tugas
sekretaris, sekretaris harus mampu menyelesaikan pekerjaan yang dilimpahkan
kepadanya dengan baik sekaligus bertanggung jawab terhadap pekerjaannya yang
memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Untuk itu seorang sekretaris segera
menyelesaikan pekerjaannya dalam waktu yang singkat dengan tetap menjaga mutu
pekerjaanya agar tujuan/sasaran organisasi tercapai dengan bekerja seefisien
mungkin.
Oleh
karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seorang sekretaris harus
mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan pekerjaan dengan seefisien
mungkin serta mengetahui pekerjaannya. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
BAB
II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Teori Administrasi
Yang dimaksudkan dengan teori administrasi
adalah serangkaian usaha untuk melakukan konseptualisasi mengenai apakah yang
dimaksudkan dengan administrasi, bagaimana caranya memperbaiki hal-hal yang
dikerjakan oleh administrasi, bagaimana menentukan apa yang harus dikerjakan
oleh administrator publik, mengapa orang berperilaku tertentu dalam suatu
situasi administrasi, dan dengan cara apakah aparatur pemerintah disusun dan
dikoordinasi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Salah satu alasan utama mengapa orang
mempersoalkan status keilmuan administrasi, adalah karena administrasi tidak
mempunyai inti-teoritis. Banyak teori dalam administrasi, tetapi tidak ada
teori dari administrasi.
Para praktisi menggunakan teori administrasi
dalam kerangka untuk memberikan rasionale (alasan) dari kegiatan praktis mereka
dan untuk membenarkan praktek administrasinya.Arti pentingnya teori
administrasi terlihat dari kegunaannya untuk meramalkan dan menerangkan gejala
administrasi.
2.2
Jenis-jenis Teori Administrasi
Ada
berbagai beberapa teori administrasi yang dikemukakan oleh Morrow :
a.
Deskriptif
Peran teori deskriptif lebih menekankan
pada penggambaran dan penguraian tentang apa itu administrasi publik, objek
studinya, hubungan komponen-komponen di dalam administrasi publik dan hubungan
administrasi publik dengan lingkungannya.
b.
Normatif.
Teori
normatif menekankan pada pembahasan atas jawaban pertanyaan peran apakah yang
seharusnya dimainkan oleh administrasi publik dalam menjalankan kegiatannya,
dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.
c.
Asumtif.
Peran teori asumtif, menurut Bailey
teori asumtif berhubungan dengan pertanyaan untuk apa peran-peran birokrasi
publik yang akan dimainkan dalam perubahan kebijakan dan untuk menemukan
jawaban bagaimana para administrator telah menyumbang terhadap peran pemerintah
modern yang bertindak cepat. Setiap administrator publik mempunyai asumsi-asumsi
operasional tentang kebiasaan/kelaziman manusia dan tentang apa yang dikerjakan
oleh lembaga, tetapi diselidiki ahli teori administrasi publik yang telah
memperhalus proposisi-proposisi yang mereka asumsikan.
2.3 Pengertian Administrasi
Administrasi
merupakan rangkaian kegiatan (proses) yang wujudnya: merencanakan, memutuskan,
menyusun, mengatur, memimpin, mengurus, mengarahkan, membimbing, menselaraskan,
mengendalikan, mengawasi, meyempurnakan dan kegiatan-kegiatan semacam itu.
Untuk ringkasnya kegiatan-kegiatan semacam itu tercakup dalam suatu istilah
yaitu yang disebut ”menata” atau “penataan”. Oleh karena itu
kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam pengertian Administrasi adalah rangkaian
kegiatan penataan. (The Liang
Gie & Sutanto,1977)
2.4 Pengertian Etika Profesi
Pengertian
Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) merupakan suatu
sikap hidup berupa keadilan untuk dapat memberikan pelayanan yang professional
terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban serta keahlian ialah sebagai
pelayanan didalam rangka melaksanakan suatu tugas yang berupakan kewajiban
terhadap masyarakat.
2.5 Pengetian Profesi
Menurut Danin, 2002. Secara
estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession
atau bahasa latin, profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan,
menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara
terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi
bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan.
2.5.1 Ciri-Ciri Profesi
Secara
umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
a. Adanya
pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.
b. Adanya
kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
c. Mengabdi
pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
d. Ada
izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan
hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan
suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.
e. Kaum
profesional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi.
2.5.2 Syarat-Syarat suatu Profesi
Secara umum ada beberapa syarat yang selalu
melekat pada profesi, yaitu :
a.
Melibatkan kegiatan intelektual.
b.
Menggeluti suatu batang tubuh ilmu yang
khusus.
c.
Memerlukan persiapan profesional yang
alam dan bukan sekedar latihan.
d.
Memerlukan latihan dalam jabatan yang
berkesinambungan.
e.
Menjanjikan karir hidup dan keanggotaan yang
permanen.
f.
Mementingkan
layanan di atas keuntungan pribadi.
g.
Mempunyai organisasi profesional yang
kuat dan terjalin erat.
h.
Menentukan baku standarnya sendiri,
dalam hal ini adalah kode etik.
2.6
Pengertian Sekretaris
Sekretaris
berasal dari bahasa Inggris secret dan secretum dari bahasa Latin
yang artinya rahasia. Berasal pula dari kata secretaries /secretarium yang berarti seseorang yang
diberi kepercayaan memegang rahasia.
Beberapa defenisi sekretaris lainnya,
a. Menurut Braum dan Ramon dalam Saiman
(2002:24)
Ahli
yang berasal dari Portugal mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang pembantu
dari seorang kepala atau pimpinan yang menerima pendiktean, menyiapkan surat
menyurat, menerima tamu, memeriksa atau mengingatkan kepala atau pimpinannya
mengenai kewajibannya yang resmi atau perjanjiannya dan melakukan banyak
kewajiban lainnya yang efektivitas dari kepala atau pimpinannya mengenai
kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan efektifitas dari kepala
atau pimpinan.
b. Menurut Wursanto dalam Saiman (2002:25)
Mengatakan bahwa
sekretaris adalah seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan kantor dalam
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan detail kepala atau pimpinannya.
Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa seorang sekretaris pada dasarnya asisten yang membantu
segala hal pelaksaan tugas agar pimpinannya dapat bertindak secara efektif
dalam menjalankan menejemennya.
BAB III
ARTIKEL
3.1
Artikel Sekretaris dalam Perusahaan
Apa yang Anda bayangkan tentang seorang Sekretaris?. Perempuan cantik,
menarik, dengan dandanan dan busana up to date dan siap 24 jam melayani semua
kebutuhan pimpinan?.
Pendapat kurang sedap mengenai eksistensi
sekretaris dalam sebuah organisasi seperti itu, sudah sepantasnya dihilangkan.
Karena berbagai perkembangan menunjukkan, pandangan positif terhadap seorang
sekretaris harus sudah mulai diterapkan. Eksistensi dan fungsi sekretaris
tidaklah sekadar “pembantu atau penggembira atasan”. Lebih jauh lagi, sudah
jadi merupakan bagian penting dan tak terpisahkan. Ibarat dalam sebuah mesin,
sekretaris merupakan item penting yang keberadaan dan kinerjanya akan
berpengaruh terhadap kinerja mesin itu secara keseluruhan.
Sebagai suatu profesi, sekretaris memiliki
masa depan cerah. Karena meski perkembangan teknologi tak bisa dibendung,
alat-alat perkantoran canggih terus diperkenalkan, “sentuhan” tangan trampil
dan buah pikiran seorang sekretaris tetap diperlukan.
Jadi
jelaslah bahwa sekretaris bukan sekadar pembantu atasan semata, tetapi
seseorang dengan kualifikasi tugas, pekerjaan, dan tanggung jawab yang sangat
tinggi. Seorang pimpinan/atasan memiliki tugas dan tanggung jawab besar dalam
memimpin dan mengelola perusahaan/organisasi. Mulai dari mengurus appointement,
soal administrasi, mengatur rapat sampai urusan korespondensi. Dan
tugas-tugasnya ini akan bisa lebih maksimal jika dibantu dengan keberadaan
seorang sekretaris.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Sekretaris
Pengertian
sekretaris dapat ditinjau dari beberapa segi. Dari segi asal kata, istilah
sekretaris berasal dari kata Secretum dalam bahasa latin yang berarti rahasia.
Kata secretum kemudian berubah menjadi kata Secretarius dalam bahasa Perancis,
Secretary dalam bahasa Inggris, dan akhirnya menjadi kata Secretaries dalam
bahasa Belanda. Mengingat Indonesia pernah dijajah oleh Belanda kurang lebih
selam 3,5 abad, maka di perkirakan istilah sekretaris yang kita kenal sekarang
ini berasal dari kata Secretaries bahasa Belanda. Jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa menurut asal katanya, sekretaris adalah orang, pegawai, atau karyawan
yang di beri tugas dan pekerjaan yang berhubungan dengan masalah rahasia Negara
atau perusahaan. Dengan demikian, sekretaris haruslah seorang pagawai atau
karyawan yang dapat memgang rahasia dalam menjalankan tugas pekerjaannya
sehari-hari.
Menurut
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Sekretaris adalah orang atau pegawai pengurus yang
diserahi pekerjaan tulis-menulis, sedangkan menurut Dann and Ramon , dalam hand
book for Government secretary steno-graper, bahawa sekretaris adalah pembantu
pimpinan untuk menerima dikte,mengkonsep surat atau korespondensi, menerima
tamu, memeriksa dan mengingatkan pimpinannya tentang kewajiban resmi.
Pekerjaan sekretaris tidak dapat dianggap
remeh dan mudah, karena membutuhkan keahlian dan keterampilan khusus yang dapat
diperoleh dengan mengikuti jenjang
pendidikan formal. Namun pendidikan formal saja tidaklah cukup untuk memperluas
pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugas kantor. Dan juga
diperlukan latihan teknis dan pengalaman yang memadai, sehingga dapat
memberikan pengarahan kepada anak buahnya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan seefisien mungkin.
4.2
Macam-Macam Sekretaris.
Sekretaris dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, tergantung sudut peninjauannya
( Sunarto,2006:4)
1. Dari segi luas lingkup kerja dan tanggung
jawab, ada dua macam sekretaris yaitu:
a.
Sekretaris Organisasi
Sekretaris
organisasi disamping bekerja atas perintah pimpinan, juga memiliki wewenang
untuk turut membuat rencana organisasi, membuat keputusan, melakukan
pengarahan, melakukan pengkoordinasian, menjalakan control, dan melakukan
penyempurnaan organisasi dan tata kerja, serta bekerja terutama untuk
kepentingan organisasi secara keseluruhan. Dengan kata lain, sekretaris
organisasi membantu melaksanakan fungsi manajemen tertinggi yang meliputi
perencanaan, pembuatan keputusan, pengarahan, pengkoordinasian, pengontrolan,
serta penyempurnaan.
b. Sekretaris Pimpinan
Seorang sekretaris pimpinan tidak berkedudukan sebagai seorang manajer sehingga
ia tidak menjalankan fungsi-fungsi manajerial. Sekretaris pimpinan dalam
kedudukannya merupakan seorang pembantu pimpinan yang bertugas meringankan,
mempermudah, dan mempelancar tugas pekerjaan dan tanggung jawab pimpinan.
Tugas
dan pekerjaan seorang sekretaris pimpinan lebih banyak menyangkut hal-hal yang
berhubungan dengan:
a.
Telephoning
b.
Surat-menyurat
atau korespondensi
c.
Filling
atau kearsipan
d.
Menerima
dikte
e.
Membuat
perjanjian dengan tamu untuk keprluan pimpinan
f.
Membuat
Undangan
g.
Menyiapkan
rapat pimpinan
h.
Membuat
agenda rapat pimpinan.
2. Dari segi kemampuan dan pengalaman kerja, ada
dua sekretaris yaitu:
a.
Sekretaris Junior
Sekretaris junior adalah sekretaris
yang masih muda, dapat juga berarti sekretaris yang masih berpangkat atau
berkedudukan rendah mudah dalam pengalaman, atau baru saja diangkat sebagai
pegawai dengan jabatan sebagai sekretaris. Tugas Sekretaris yang diberikan
kepada sekretaris junior atau sekretaris muda adalah tugas khusus dalam bidang
sekretariat, misalnya korespondensi, mengetik, menerima dikte, dan sebagianya.
b. Sekretaris
Senior
Sekretaris senior adalah sekretaris
yang memiliki masa kerja, pengalaman kerja, kemampuan, dan prestasi kerja
sebagai sekretaris yang mandiri, tidak tergantung pada perintah pimpinan.
4.3 Tugas Seorang Sekretaris
Pada
dasarnya tugas sekretaris dibagi menjadi tiga kelompok (Sunarto, 2006:13) yaitu sebagai berikut :
1.
Tugas Rutin :
Tugas
rutin adalah yang dilakukan setiap hari sesuai dengan prosedur yang sudah mapan atau praktek yang sudah
lazim, tanpa perlu menunggu perintah atau mencari waktu khusus untuk melaksanakannya.
Tugas rutin sekretaris mencakup pembuatan
surat-surat keluar, pengurusan surat-surat masuk, arsip, menerima tamu, making
call, acara kegiatan pimpinan, laporan rutin, dan lain-lain.
2.
Tugas Pelaksana Instruksi
Tugas
pelaksana instruksi adalah tugas yang diperintahkan oleh pimpinan. Tugas ini di perintahkan karena tidak
termasuk kedalam kelompok tugas rutin dan
harus dikerjakan ditengah-tengah kerja rutin. Tugas instruksi antara lain penyusunan jadwal perjalanan pimpinan,
making appointment, pengaturan keuangan,
serta persiapan dan penyelenggaran rapat.
3.
Tugas Kreatif
Tugas kreatif tidak termasuk ke dalam tugas rutin dan instruksi. Tugas
ini muncul terinspirasi dalam diri sekretaris sendiri dan dimaksudkan agar bantuan
yang diberikan kepada pimpinan dapat lebih berarti dan bermutu. Tugas kreatif
berkaitan dengan efisiensi kerja, seperti perencanaan kerja, pengelolaan waktu,
dan lain-lain.
Dalam melaksanakan tugasnya ada beberapa hal yang harus di perhatikan seorang
sekretaris, agar tugas yang dilaksanakannya dapat diselesaikan tepat waktu
yakni ;mempunyai inisiatif dan cara berfikir yang logis, memperluas wawasan,
ketelitian, keterampilan kesekretariatan, mempertimbangkan tindakan sebelum
melakukannya.
4.4
Tanggung Jawab Sekretaris
Selain
sekretaris bertanggung jawab atas pekerjaannya, ada tanggung jawab lain yang harus dilaksanakan
yaitu:
1. Tanggung Jawab Individu (Personal
Responsibility)
Sekretaris
bertanggung jawab terhadap performansi diri sendiri dan upaya pengembangan
kearah yang lebih baik berkualitas. Dengan mengelola diri sendiri supaya dapat
tampil dengan performansi prima dalam pelaksanaan tugas pokok sehari- hari,
antara lain : mempermudah dan mempelancar kerja pimpinan melalui pengaturan
waktu dan distribusi informasi yang efisien, mendukung kelancaran alur kerja
antara kantor pimpinan dengan bagian-bagian lainnya dan memberikan masukan
positif dan inisiatif untuk perbaikan perusahaan. Tanggung jawab Individu
(Personal Responsibility) sekretaris dekan yakni dengan cara meningkatkan
kualitas diri dengan menambah wawasan serta peningkatan kerja.
2.
Tanggung Jawab Dalam ( Internal
Responsibility)
Kinerja
kantor dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Tanggung jawab ini terwujud
melalui aktivitas : Mengelola sumber daya kantor termasuk keuangan, mendukung
penciptaan budaya kerja yang positif, dan mengelola bawahan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja. Pada tanggung jawab dalam (Ineternal
Responsibility), sekretaris bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang
diberikan.
3. Tanggung Jawab Cabang Perusahaan ( Networking
Responsibility)
Tanggung jawab sekretaris untuk
meluaskan wawasan dan jalinan perusahaan dengan tujuan peningkatan daya saing.
Perwujudannya adalah melalui upaya memperluas Network perusahaan, mengatur dan
mengawasi pelaksanaan acara-acara formal dan informal yang diselenggarakan oleh
perusahaan dalam kaitannya dengan upaya mempertahankan dan berpartisipasi dalam
mengembangkan citra perusahaan.
4. Tanggung Jawab Hukum Seorang Sekretaris
Merupakan
salah satu segi penting dari jabatan sekretaris, walaupun kemungkinan besar
tidak tercantum dalam peraturan tertulis, adalah tanggung jawab hukumnya
sebagai perantara pimpinan dalam transaksi. Sebagai perantara berarti
sekretaris berperan menjadi wakil pimpinan dalam urusan bisnis dengan pihak
ketiga, karena sekretaris mempunyai wewenang ini. Jadi sekretaris harus bertindak
hati-hati dan bertanggung jawab. Tanggung Jawab hukum sekretaris dalam hal ini
berperan menjadi wakil pimpinan yang berhubungan dengan pihak ketiga dalam melaksanakan
kerja sama. Seorang sekretaris harus segera menyelesaiakan pekerjaannya dalam
waktu singkat, maka sekrataris harus dapat meningkatkan kecepatan cara bekerja
dan perencanaan kerja di samping harus tetap menjaga mutu pekerjaannya. Cara bekerja
yang efisien dapat diterapkan oleh sekretaris untuk semua pekerjaan kantor, sehingga
dapat membantu mempercepat penyelesaian tugas dengan menghemat tenaga dan waktu.
Sekretaris
yang bekerja dengan cara yang efisien akan dapat mencapai kesuksesan dalam
bidang pekerjaan. Karena ia dapat bekerja lebih baik dari pada mereka yang
tidak mempunyai jiwa efisiensi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi sekretaris untuk
dapat bekerja dengan efisien yaitu:
1.
Bentuk susunan serta permukaan meja perlu
direncanakan dengan tepat agar dapat membantu
sekretaris untuk tidak merasa lelah, dapat menghemat tenaga,usaha dan waktu. Dengan adanya peralatan
tersebut pekerjaan sekretaris dapat terselesaiakan dengan tepat waktu.
2.
Kursi, Pada Sekretaris dipakai kursi yang berputar dan mempunyai sandaran tegak
agar sekretaris dapat duduk berputar, apabila harus mengetik, mengangkat
telepon atau menulis di atas meja tulisnya.
3.
Meletakkan benda-benda yang sering
digunakan di atas meja, dan segera mengembalikannya ke tempat semula semua
perlatan agar meja tetap kelihatan rapi dan dapat digunakan untuk mengerjakan
pekerjaan lain dengan efisien.
4.
Alat-alat yang didalam laci disusun dengan penuh pertimbangan, sesuaikan dengan
kepentingan masing-masing alat agar
dapat menggunakan alat-alat kantor tersebut dengan
efisien.
5.
Sekretaris juga mengatur ruangan meskipun
petugas kebersihan telah membersikan ruangan kantor tersebut, karena kepandaian
dalam mengatur ruangan kantor akan menambah efisiensi kerja. Selain dari faktor
tersebut, sekretaris membuat jadwal pekerjaan agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan dengan efisien sehingga pekerjaannya dapat terselesaiakan tepat
waktu.
Selain dari faktor-faktor tersebut
sekretris juga menerapkan kesadaran, keahlian dan kedisiplinan untuk
menciptakan cara kerja yang efisinsi.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan dan pemaparan di atas, maka kami mengambil kesimpulan yaitu dalam
melaksanakan tugasnya ada beberapa hal yang harus di perhatikan seorang
sekretaris, agar tugas yang dilaksanakannya dapat diselesaikan tepat waktu
yakni mempunyai inisiatif dan cara berfikir yang logis, memperluas wawasan,
ketelitian, memiliki keterampilan dan pengetahuan kesekretariatan serta mempertimbangkan
segala tindakan sebelum melakukan tugas dan tanggung jawabnya.
Seorang
sekretaris harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk melaksanakan pekerjaan
dengan efektif dan seefien mungkin serta melaksanakan tanggung jawabnya. Dengan
adanya pengklasifikasian tugas dan tanggung jawab, sekretaris akan lebih mudah
dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga sekeretaris dapat menyelesaikan
pekerjaannya tepat waktu.
Dalam
meningkatkan efisiensi kerja, sekretaris dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti bentuk susunan meja, kursi yang digunakan, peletakan benda yang
tersusun pada tempatnya, dan penggunaan alat-alat pada ruangan. Selain dari
faktor tersebut kesadaran, keahlian, dan
kidisiplinan juga diterapkan untuk meningkatakan efisiensi kerja.
5.2 Saran
Pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki sekretaris saat ini harus lebih ditingkatkan
lagi agar tidak mengalami kesulitan dalam hal melaksanakan tugas-tugasnya baik
tugas rutin, instruksi dan kreatif. Sekrataris harus dapat membagi waktunya
terhadap tugas yang diberikan sehingga tugas tersebut dapat diselesaikan tepat
waktu.
Komentar
Posting Komentar